BAB I
PENDAHULUAN
A.
Alasan Memilih
Banyak
sekali usaha yang ditekuni masyarakat Kabupaten Blitar. Peternakan baik
peternakan ayam, peternakan sapi maupun peternakan kambing, perdagangan,
kuliner, pertokoan, warnet, produksi makanan ringan, pertanian, budidaya ikan
dan lain-lain. Penentuan usaha yang dipilih dan ditekuni tentu tergantung
keadaan penduduk dan potensi alam sekitar. Daerah yang tanahnya subur,
pengairannya mudah dan lahannya luas maka sangat cocok untuk pertanian,
peternakan atau budi daya ikan. Sementara itu daerah yang lokasinya sempit
padat penduduk, maka usaha yang tepat adalah pertokoan, perdagangan atau usaha
yang tidak membutuhkan tempat luas. Namun tidak semua usaha tersebut efektif.
Karena mungkin satu usaha baik untuk seseorang akan tetapi tidak untuk orang
lain. Tentunya harus pandai memilih dan menentukan keputusan yang tepat untuk
memulai usaha.
Terlepas
dari itu semua, Sebagai seorang guru atau mahasiswa calon guru. Kita memiliki
aktifitas rutin dan wajib kita lakukan setiap hari. Berangkat pagi pulang sore
mengajar siswa tentu begitu melelahkan. Sepertinya waktu kita telah habis
dimakan sekolahan. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga kadang kita
bingung mencukupinya sehingga kita tidak bisa mengandalkan gaji guru. Di sisi
lain kita juga harus meningkatkan ekonomi keluarga dengan mengadakan usaha di
luar profesi kita sebagai guru. Tapi banyak hal yang kita pertimbangkan seperti
waktu tercurah habis, badan lelah, kita sibuk dan tidak sempat berfikir apalagi
mengadakan suatu usaha.
Semua
terang dan jelas kita harus berusaaha meningkatkan ekonomi, kita herus tetap
melakukan aktifitas mengajar namun harus mampu menemukan sela-sela waktu untuk
membuka suatu usaha yang baik dan efektif. Kita harus berani mengambil keputusan
memilih usaha yang tepat tampa
mengganggu kegiatan wajib kita sebagai seorang guru. Adakah usaha yanf dapat
menghasilkan keuntungan besar di sela-sela waktu yang begitu sedikit?. Budidaya
Ikan Gurami sebagai solusi tepat dan pilihan yang cerdas.
B.
Rumusan Masalah
Benarkah budidaya ikan
gurami menjadi solusi tepat?
Benarkah usaha tersebut efektif
untuk seorang yang berprofesi guru?
Bagaimana bisa usaha tersebut
tidak mengganggu aktifitas guru?
Apa keunggulannya dibanding
usaha lain?
Lalu bagaimana dengan
keuntungannya?
C.
Tujuan
Untuk menyediakan
lapangan kerja
Untuk membantu
menyejahterakan masyarakat
Untuk meningkatkan Sumber
Daya Manusia
Untuk menambah penghasilan
disamping penghasilan pokok
Untuk menghilangkan jiwa
kuli/budak seorang guru
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Latar Belakang Pendirian Usaha
Bapak Rifa’I, SS. Adalah
seorang yang berprofesi sebagai guru swasta. Sebagai guru tentu beliau harus
berangkat pagi pulang sore untuk melaksanakan tugas wajibnya. Namun rutinitas
yang nyaris tidak ada waktu tersisa ternyata beliau sangat gigih dan
bersemangat untuk menemukan usaha yang tepat, kreatif mencari peluang usaha di
sela-sela kesibukkan mengajarnya. suatu usaha yang mudah dan tidak mengganggu
aktifitas mengajar. Ia memutuskan untuk membuka usaha budidaya ikan.
Usaha ini beliau tekuni selama
6 tahun yakni
dimulai tahun 2006.
Awalnya beliau hanya memiliki kolam sebanyak 4 kotak dan sekarang kolam yang
dikelola mencapai 26 kotak. Mula-mula usaha tersebut dilakukan oleh pribadi Bapak Rifa’i.SS, dan
hanya bergerak di sector lele, kemudian berkembang ke-nila dan patin. Setelah
dirasa cukup sukses Beliau mengajak sanak-saudara untuk turut budidaya ikan, mereka
merespon dengan baik dan merekapun sukses. Usaha budidaya ikan pun terus
berkembang. Hal ini membuat tetangga dan masyarakat sekitar tertarik dan banyak
dari mereka yang ingin belajar dari beliau tentang bagaimana memelihara ikan
yang baik.
Hingga pada tahun 2008
dibentuklah Kelompok Usaha Pemuda Produktif (KUPP) ”INSPIRASI AIR”. Organisasi
ini menjadi naungan masyarakat pembudidaya yang anggotanya adalah masyarakat
setempat. Dan usaha ini berkembang sangat pesat.
Namun pada tahun
2009-2010 muncul masalah di tengah pembdidaya ikan yaitu meningkatnya harga
pakan ikandari Rp. 3.000 menjari Rp. 6.800 perkilogram. Sehingga kenaikan ini
sangat menekan petani ikan, khususnya ikan lele, nila dan patin. Banyak
pembudidaya yang tidak bisa melanjutkan budidayanya karena mengalami kerugian
karena hasil panen yang dihasilkan sangat kecil. Akibat dari kenaikan itu
banyak sekali pembudidaya yang berhenti dari usaha budidaya ikan lele, nila dan
patin karena tidak mampu memenuhi biaya prodiksi yang telah dihabiskan. Begitu
juga dengan KPP”INSPIRASI AIR” mengalami kemunduran. Beberapa pemuda
pembudidaya ikan binaannya mengalami frustasi. Akan tetapi pengurus berusaha
pindah ke sector perikanan yang lain, tidak hanya bergerak di sector lele, nila
dan patin melainkan ke sector gurami dan hasilnya cukup signifikan.
Menghadapi permasalahan-permasalahan
yang ada mereka membuat terobosan baru. Keadaan buruk tersebut membuahkan ide-ide
pengembangan seperti pembuatan pellet sendiri, memproduksi bibit ikan sendiri, serta
memproduksi probiotik untuk menambah nafsu makan dan menetralisasi air.
Seiring waktu diciumlah
usaha ini oleh pemerintah. Sehingga pada tahun 2010 Beliau mendapat penghargaan
dari Bupati Blitar sebagai pemuda pelopor. Dan sekarang tempat usaha ini menjadi
Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan P2MKP Kabupaten Blitar.
B.
Jenis Usaha
Banyak sekali budidaya
ikan yang berkembang di nusantara saat ini. Usaha ini terus merambat ke seluruh
penjuru daerah di Indonesia
dan telah membawa perubahan. Perubahan tersebut juga di dirasakan di daerah
Desa Pandanarum. Banyak sekali pembudidaya ikan yang tumbuh dan berkembang
tersebar di masyarakat baik yang dilewati air sungai maupun daerah yang tandus.
Usaha ini telah membangun cakrawala berfikir pemuda dan masyarakat setempat
secara structural dan demonstrative.
Ada dua jenis usaha budidaya ikan yaitu budidaya ikan air laut dan budidaya
ikan air tawar. Karena tempat usaha tersebut di darat maka usaha tersebut
bergerak pada sector budidaya ikan air tawar, atau lebih tepatnya budidaya ikan
Gurami, Lele, Nila dan Patin.
C.
Struktur Organisasi
STRUKTUR PENGURUS KUPP “INSPIRASI
AIR”
Desa :
Pndanarum
Kecamatan : Sutojayan
Kabupaten : Blitar
STRUKTUR ORGANISASI
Pelindung :
Kepala Desa Pandanarum
Pembina :
Rifa’I, SS (Mantan Pemuda Pelopor Kabupaten Blitar, Mantan Juara I Nasional
Tanaman Hortikultura Klp. Tani)
Usia
33 th. Alamat alamat Pandanarum; Pendidikan S1 Sastra Inggris.
Ketua :
Sholimin
Usia
23 th. Alamat Pandanarum; mahasiswa STIT Al-Muslihun Blitar.
Sekretaris :
Wira Santoso
Usia
19 th. Alamat Pandanarum, Pendidikan SLTA
Bendahara :
Miftahul Huda Ari Sanjaya, SS
Usia
24 th. Alamat Pandanarum; S1 Sastra Arab.
SEKSI-SEKSI
Seksi Pembibitan :
M. Asrori
USIA
30 TH. Alamat Pandanarum; Pendidikan SLTA.
Seksi Saprodi : Nur Achmadi
Usia
22 th. Alamat Pandanarum, SLTA.
Seksi Penjualan/Pemasaran :
Nanang Syaifulloh Drajad, SS
Usia
30 th. Alamat Pandanarum; Pendidikan S1 Sastra Arab.
Seksi Pemupukan Modal :
M. Ihsan
Usian
23 th. Alamat Pandanarum; Pendidikan SLTA.
D.
Permodalan
Setiap usaha selalu
membutuhkan modal, besar-kesil modal sangat menentukan tingkat keuntungannya. Modal
usaha tersebut bisa diperoleh dari tiga sumber. Pertama sumber modal berasal
dari sumber dana yang dimiliki atau uang pribadi pengusaha. Kedua modal
kekeluargaan masing-masing anggota bisa saling membantu memberi bantuan modal
antara satu dengan yang lainnya. Jika si anggota A membutuhkan modal sedang si
B memiliki, maka organisasi ini bisa menjembatani. Dan yang ketiga modal pinjaman dari
pemerintah.
Pemerintah saat ini telah
menyediakan pinjaman modal untuk masyarakat yang membuka usaha baik usaha kecil
atau menengah dengan bunga yang sangat rendah. Masyarakat bisa meminjam modal melalui
bank yang telah disediakan pemerintah lewat jalurnya yaitu perbankan. Pertama
bisa melalui Kredit Usaha Rakyat, kedua melalui Kredit Ketahanan Pangan dan
Energy (KKPE) dengan bunga hanya 0,5% perbulan berarti 6% dalam setahun dari
jumlah pinjaman. Sangat rendah bila dibanding modal pinjaman dari bank swasta
karena selisih bunganya mencapai 50% atau 6% banding 12% dalam waktu setahun.
KUPP “INSPIRASI AIR”
memberi kemudahan dalam mendapatkan modal bagi
anggotanya. Organisasi ini berlaku sebagai fasilitator dalam bidang
permodalan bagi angota pengusaha budidaya ikan air tawar. Khususnya untuk
mendapatkan sumber modal yang kedua yakni modal kekeluargaan dan sumber modal
yang ketiga yaitu modal pinjaman pemerintah. Karena dengan organisasi maka
modal bisa diperoleh sebesar-besarnya.
E.
Tenaga Kerja dan Sistim Pengopahan
Usaha ini sangat
sederhana. Sehingga setiap pengusaha cukup menanganinya sendiri dan tidak perlu
merekrut pekerja. Karena waktu bekerja hanya pagi dan sore itupun hanya 10 menit pagi dan 10 menit sore. Jadi
total waktu yang diperlukan setiap harinya hanya 20 menit kecuali kalau kolam
mencapai sepuluh kotak lebih. Dalam
organisasi ini lebih tepatnya tidak membutuhkan karyawan. Karena semua anggota telah
di bagi menjadi berbagai bidang. Pertama pengusaha bagian pembibitan yang
tugasnya hanya menetaskan dan menyiapkan bibit ikan hingga siap dipelihara di
kolam besar dengan kurun waktu 2 sampai 3 bulan dan keuntungannya diperoleh
dari penjualan bibit ikan tersebut. Kedua pengusaha pembesaran atau disebut
pembudidaya ikan, bidangnya adalah membesarkan sesuai batas waktu siap jual,
dam mereka memperoleh keuntungan dari hasil penjualan tersebut. Ketiga
pengusaha pemasaran/penjualan, ia tidak memiliki ikan sama sekali hanya
menampung ikan sebanyak mungkin dan mendistribusikannya kepada Restoran,
Supermarket, Rumah Makan, Warung Kaki Lima bahkan Usaha Catering di kota-kota
besar seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dan Bali. Bagian penjualan ini
mendapat keuntungan dari pendistribusian ikan tersebut.
Bagaimanapun juga
terdapat sector usaha yang membutuhkan tenaga kerja yakni dalam proses produksi
probiotik dan produksi pakan ikan atau pellet. Adapun karyawan yang ditempatkan
dalam pembuatan probiotik hanya 2 orang sedang karyawan yang ditempatkan pada
proses produksi pellet berjumlah 4 orang. Mereka bekerja mencari bahan mentah yang
dibutuhkan, selanjutnya memprosesnya menaji pellet. Dalam bekerja mereka
dibantu mesin pembuat pellet, sehingga hasil produksinya cukup banyak memadai
untuk memenuhi permintaan dari sekian pengusaha pembudidaya anggota dari KUPP
“INSPIRASI AIR”. Untuk memberi gaji karyawan tersebut diambil dari masing-masing
hasil penjualan produksi usaha-usaha tersebut sebanyak 15%.
F.
Hasil Produksi
Usaha ini memilki banyak
hasil produksi. Untuk pembudidayaan ikan dalam satu kali panen mampu
menghasilkan 85% dari total pembudidaya
yakni 200.000 ekor gurami dengan harga saat ini Rp. 30.000,- perkilogram dan
dalam kurun waktu 10 – 12 bln, 10.000 ekor lele yakni 10% dari total
pembudidaya dengan harga 9.000,- perkilogram dalam kurun waktu 2.5 – 3 bulan, 5.000
ekor nila atau 2,5% dengan harga Rp. 14.000,-perkilogram dalam kurun waktu 6
bulan. 5.000 ekor patin atau 2,5% dengan harga Rp. 12.000,- perkilogram dalam
kurun waktu 6 bulan. Sedang hasil produksi tersebut belum mencukupi permintaan
pembeli. Sehingga bagian penjualan/pemasaran harus mencari pembudidaya ikan
dari luar untuk memenuhi permintaan
tersebut. Hasil produksi dari ikan selain
Gurami menurun karena minat pengusaha semakin mengecil mengingat keuntungan
yang dihasilkan jauh berbeda.
Sedangkan hasil produksi
dari pembibitan sangat luar biasa menakjubkan. Karena dari satu induk bisa
menetaskan ratusan bahkan ribuan bibit ikan. Prosesnyapun sangat mudah hanya
membutuhkan waktu 3 bulan bibit sudah siap dibawa ke kolam besar dan siap
dibesarkan. Jadi para pengusaha tidak hawatir akan kekurangan atau kehabisan
bibit ikan.
Produksi probiotik dalam
satu kali proses produksi mampu menghasilkan 25 liter dengan harga 10.000,-
perliter hal ini lebih murah bila disbanding probiotik pabrikan yang harganya
mencapai 17.000,- perkilogram. Hal ini mampu mecukupi permintaan pembudidaya.
Untuk produksi pellet
mampu menghasilkan 4 kilogram perhari. Jumlah ini sangat kecil disbanding
kebutuhan pellet yang ada. Sehingga saat
ini hanya dijual pada pembudidaya ikan lele. Saai ini produksi pellet masih
dalam proses penyempurnaan sehingga diharapkan bulan depan bisa memenuhi target
dengan mendatangkan mesin open mampu menghasilkan produksi pellet apung yang
tidak hanya untuk ikan lele melainkan untuk ikan yang lain, tidak hanya
mencukupi pengusaha anggota, melainkan dijual bebas dipasaran dengan harga yang
lebih murah dan kualitasnya lebih tinggi karena kandungan proteinnya lebih
tinggi. Dalam proses pembuatan pellet karyawan telah dibekali pengatahuan yang
memadai sehingga mampu mengenali kanduangan setiap bahan mentah. Sehingga
kuwalitaspun bisa ditingkatkan sesuai keinginan.
G.
Promosi
Cita-cita luhur usaha ini
menurut Bapak. Rifa’I, SS adalah memasyarakatkan makan ikan, karena selain mengandung banyak protein ikan juga
baik untuk perkembangan otak. Sedangkan kesaradan masyarakat akan pentingnya
makan ikan sangat minin. Mereka lebih memilih daging ayam yang notabene
mengandung zat yang kurang baik untuk tubuh hanya karena harganya lebih murah.
Maka dari itu disadari butuhnya promosi untuh menumbuhkan kesadaran masyarakat
akan pentingnya makan ikan. “Mari Kita Makan Ikan”, “Orang Cerdas Makan Ikan”,
“Makan Ikan Bikin Tubuh Sehat”. Promosi akan ditingkatkan setelah semua sector
siap. Dan saat ini belum, karena masih terfokus pada penyempurnaan pembuatan
pellet.
H.
Persaingan
Selayaknya usaha selalu
mendapat persaingan dari luar dan persaingan akan menentukkan siapa yang kuat
bertahan, tapi dalam usaha pembudidayaan ikan ini tidak. Semakin banyak jumlah
masyarakat yang membudidayakannya maka akan semakin baik. Apabila terjadi
booming atau melonjaknya jumlah pembudidaya maka semangat mengembangkan usaha
semakin tinggi dan tidak ada kewatiran akan bangkrut karena tersaingi. Di desa
pandanarum saat ini jumlah pembudidaya ikan mencapai puluhan dan jumlah kolam
saat ini mencapai 100 petak. Tidak ada kehawatiran tidak laku, seberapa banyak
ikan yang diproduksi, tidak akan membuat permintaan menurun terbukti hingga saat
ini permintaan tidak bisa dipenuhi secara maksimal sehingga bagian pemasaran harus
mencari sumber produksi ikan dari luar guna memenuhi permintann tersebut.
Bahkan sekarang Bapaki Rifai, SS. telah mendapatkan surat izin budidaya ikan
kwalitas export ke luar negri yang beripa CBIB. Sehingga hal ini membuka
peluang pengusaha pembudidaya ikan selebar-lebarnya.
I.
Keuntungan
Kalkulasi modal
1.
|
1.000 ekor
|
@ ekor
|
= Rp 500,-
|
= Rp.
|
500.000,-
|
2.
|
Pakan 5000 kg
|
1 kg
|
= Rp. 6.000,-
|
=
Rp.
|
3.000.000,-
|
3.
|
Terpal 60 m2
|
1 m
|
= Rp. 5.500,-
|
=
Rp.
|
330.000,-
|
4.
|
Pekerja Kolam
|
=
Rp.
|
200.000,-
|
||
5.
|
Operasional KJolam
|
1 th
|
=
Rp.
|
200.000,-
|
|
Jumlah
|
= Rp.
|
4.430.000,-
|
Ø Hasil produksi
kurang lebih 500 kg
Ø Harga normal
rata-rata Rp. 20.000,- perkilogram
Jadi 500 kg x Rp.
20.000,- = Rp. 10.000.000,-
Hasil Produksi – Modal =
Keuntungan
Rp. 10.000.000,- - Rp.
4.430.000,- = Rp. 5.570.000,-
Hasil tersebut jika hanya
memiliki ikan gurami 1.000 ekor.
Sedangkan jumlah ikan
yang mampu ditampung satu kotak kolam ikan rata-rata 2.500 ekor gurami dan
harga perkilogram saat ini Rp. 30.000. Dalam satu kali panen bisa mendapatkan
gurami 1.000 kilogram. Hal ini sudah dikurangi kemungkinan kematian 500 ekor. Jadi
satu kolam saat ini bisa mendapatkan keuntungan sebagai berikut:
Ø Hasil produksi
500 kg
Ø Harga saat ini
Rp. 30.000,- perkilogram
Jadi 500 kg x Rp.
30.000,- = Rp. 15.000.000,-
Hasil Produksi – Modal =
Keuntungan
Rp. 15.000.000,- - Rp.
4.430.000,- = Rp. 10.570.000,-
Bila hasil produksi 1000
kg, maka 10.570.000,- x2 keuntungannya Rp. 21.140.000,-
J.
Hambatan
Melakukan usaha tidak
selamanya mulus tanpa masalah dan hambatan. Seperti halnya usaha-usaha lain
pembudidayaan ikan air tawarpun memiliki berbagai hambatan diataranya mahalnya
harga pellet sedang harga ikan tidak seimbang, khususnya ikan lele. Sehingga
keuntungannya hasil penjualan sangat kecil apabila dikurangi modal. Kemudian hambatan dalam produksi pellet
permasalahanya adalah hasil produksi. Pellet yang dihasilkan belum bisa setara
dengan hasil pabrikan. Hal ini titik tekannya pada wujud pellet dan kemampuan
mengapung pellet tersebut bukan pada kandungan pellet tersebut. Hambatan
berikutnya adalah pengembangan penambahan kolam yang saat ini masih mencapai
sekitar 100 kotak hal ini dirasa masih sangat kurang. Dan masih banyak lagi
hambatan yang ada, namun tidak begitu mempengaruhi proses dan hasil produksi.
Akan tetapi diatara permasalahan dan hambatan tersebut terdapat dua hambatan terbesar yaitu modal.
Hambatan lain yang cukup merugikan dan bisa menyebabkan gulung tikar adalah
penyakit dan kematian masal. Seperti yang terjadi pada tahu 2009-2010. Kematian
misal ini sempat membuat stress dan putus asa para pengusaha pemberdaya ikan.
K.
Usaha Mengatasi Hambatan
Berbagai hambatan yang
sering terjadi kadang malah menjadi berkah. Untuk mengatasi hambatan modal KUPP
“INSPIRASI AIR” memberi kemudahan dalam mendapatkan modal bagi anggotanya. Organisasi ini menjadi wadah
curhat bagi para pengusaha ikan tentang berbagai masalah dan kendala budidaya
ikan serta dapat menjembatani antara pengusaha satu dengan pengusaha lain untuk
mendapatkan modal. Modal dari sesama anggota atau dari pemerintah seperti yang
telah dijelaskan diatas. Maka jika kita memiliki kekuatan organisasi atau
kelompok, kita akan dengan mudah mendapatlkan modal yang lebih besar sehingga
kita bisa mengembangkan usaha pembudidayaan ikan dengan semaksimal dan
seoptimal mungkin serta mendapatkan penghasilan yang luar biasa. Naiknya harga
pellet membuahkan ide untuk memproduksi pellet sendiri dengan mengirim dan
mengadakan berbagai pelatihan serta mendatangkan mesin pembuat pellet dan mesin
open pengering pellet apung. Sedangkan hambatan penyakit dan kematian masal
menuai gagasan bahwa perlunya meningkatkan SDM anggota. Pembelajaran tentang perikanan
ditingkatkan, hal ini mampu menambah wawasan anggota sehingga berbagai kendala
tentang pemeliharaan bisa teratasi. Sekarang sudah mampu memproduksi probiotik.
Probiotik ini berfungsi sebagai penambah nafsu makan, memperbaiki kwalitas air,
pengendali penyakit sekaligus sebagai vaksinasi ikan agar kebal terhadap
serangan penyakit.
Saat ini tempat usaha
tersebut menjadi Pusat Pelatihah Mandiri Kelautan dan Peerikanan (P2MKP)
Kabupaten Blitar yang merupakan pusat pengembangan dan pembangunan SDM berkemampuan
pembudidaya ikan yang berkualitas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Budi daya ikan air tawar
berbeda dengan usaha-usaha yang lain. Budi daya ikan air tawar sebagai pilihan
tepat mengatasi permasalahan perekonomian seorang guru. Tidak membutuhkan
banyak waktu karena hanya butuh waktu 20 menit dalam sehari untuk bekerja.
Usaha yang sangat sederhana tidak membutuhkan tenaga kerja banyak. Promosi
cukup sederhana. Tidak ada persaingan yang merugikan. Dengan modal sedikit bisa
menghasilkan keuntungan 2 kali lipat.
B.
Saran
Bagaimanapun juga profesi
guru itu tidak jauh beda dengan profesi seorang kuli. Karena terikat dengan
aturan Negara atau lembaga sekolah. Tidak memilki pilihan untuk berbuat
sesuatu. Kita terikat waktu yang ditentukan. Bahkan akibatnya bisa lebih buruk
ketimbang seorang kuli karena berhubungan dengan masyarakat dan peserta didik,
jika tidak mengajar barang sehari atau lebih dan atau tidak bisa disiplin, maka
semua akan dirugikan, diri kita sendiri, siswa, sekolah atau bahkan Negara dan
masa depan bangsa. Sedangkan gaji yang diperoleh tidak bisa mencukupi kebutuhan
keluarga lebih-lebih bagi guru swasta. Maka dari itu, seorang guru hendaknya
tidak menggantungkan diri pada gaji dari pemerintah atau lembaga sekolah
melainkan harus berani membuka sebuah usaha. Apapun usahanya pasti akan memberi
keuntungan tergantung bagaimana menyikapinya, bagaimana membaca peluang usaha
dan kejelian memilah peluang usaha yang tepat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar